Jumat, 25 Maret 2011

Kisah Seorang yang Tak Kenal Putus Asa


Ini adalah salah satu kutipan dari Pengalaman pribadi seorang yang curhat tentang hidupnya di sebuah blog. ia yang sangat sederhana dan kecil mungkin sedikit
berguna bagi rekan-rekan di milist ini.

begini kisahnya.......

Kehidupan miskin dari seorang janda beranak 6, yang ditinggal pergi oleh
suami tercinta (meninggal), harus membesarkan 6 orang anak dengan usia
tertua 10 tahun dan bontot 10 bulan.
Dalam kehidupan keluarga, saya sebagai anak bontot tidak dan belum pernah
mengerti kasih sayang seorang ayah. Ibu yang menjadi Orang Tua Tunggal
menjadi tumpuan harapan dalam mencari sesuap nasi dan biaya pendidikan ke-6
anaknya.

Dalam masa remaja ku, aku sangat merasakan betapa pahitnya hidup, betapa
sulitnya untuk mengangkat wajah bertatapan dengan orang lain, betapa
rendahnya status sosial keluarga ku bahkan dimasa kanak-kanak ku aku tidak
pernah memiliki mainan yang dimiliki oleh teman dan tetangga ku sehingga
sering aku dan saudaraku harus berinisiatif menciptakan sediri mainan dari
bahan kayu dan papan sisa pertukangan orang. Demi memenuhi semua kebutuhan,
ibu ku harus berjuang mengolah sawa dgn cara bayar sewa, setiap hari sabtu
(pekan / pasar besar) Ibu ku berdagang ikan asin, untuk menambah uang
pensiun (PORLI dgn pangkat AIPTU) sebagai satu-satunya harta warisan yang
ditinggal ayah ku, sampai pada saat aku kelas 2 SMP, ibu ku sudah bisa
membeli 2 petak sawah dan rumah gubuk keci juga sudah kami miliki pada saat
aku berusia 1,5 tahun.

Saat kelas 1 SMA, ibu ku terpeleset dan jatuh ke jurang ketika hendak
kembali dari sawah, pergelangan tangganya patah dan tidak berfungsi lagi
untuk mengangkat beban berat, bahkan untuk mengangkat 1/2 kg pun sudah
tidak mampu. Jadilah aku dan Kakak perempuanku sebagai pengganti ibu
berjualan di pasar setiap hari sabtu. Selama 1 tahun kegiatan itu kami
tekuni, namun kenyataan semakin pahit. Semua pelanggan ibu ku lambat-laun
pindah ke pedagang lain tanpa kami tau apa penyebabnya. Terus terang, kami
sangat menghargai kejujuran, ibu mendidik kami di rumah dgn penuh disiplin.
dalam berdagang , ibu selalu bilang.."jangan sekali-kali mengurangi
timbangan dan bahkan kalau diminta, tambahkan 1 ekor ikan untuk pelanggan,
karena dgn menambahkan 1 ekor kita tidak akan rugi. Namun seperti yang saya
katakan, kenyataan dan harapan baik ternyata tidak berpihak kepada kami.
Setelah 1 tahun, kami melakukan evaluasi, tidak mungkin meneruskan kegiatan
ini lagi, karena kami sudah sering dimarahi oleh Toke (Supliyer Ikan Asin)
karena setiap hari pasar, barang yang kembali sampai 70 %. Dengan sangat
berat hati, kami terpaksa berhenti berdagang dan saat itu saya duduk di
kelas 2 SMA. Putuslah sudah harapan untuk melanjutkan pendidikan.

Dalam keadaan seperti itu, ibuku selalu bilang, "Kamu harus sekolah
terus...jangan sampai kamu mundur..gaji pensiun kita masih cukup untuk
bayar sekolah dan untuk makan kita masih punya hasil dari sawah, asalkan
berhemat kita pasti cukup untuk setiap tahun.." Demikian selalu ibu ku
berkata. Sementara Abang dan kakak ku sudah bekerja walaupun penghasilan
mereka hanya cukup untuk mereka sendiri, dan akhirnya kau memang bisa
meneruskan pendidikan ku sampai LULUS SMA tahun 1983.

Setelah Lulus, aku berfikir.."harus kemana..???" lalu dengan bantuan Abang
tertua, aku dibiayai untuk mengikuti test SIPENMARU di salah satu
Universitas di Ibu Kota Propinsi dan untuk sementara waktu aku menumpang di
rumah saudara ibu ku. Sebagai bekal, ibu membekali aku dengan beras dan
uang untuk beli lauk untuk kebutuhan selama 10 hari. Dengan semangat yang
sangat tinggi , aku mengikuti test dan dengan suatu komitmen.."Apa bila
lulus..saya harus membiayai kuliah sendiri dengan bekerja diluar jam
kuliah". Namun...kembali aku harus menelan PIL PAHIT, karena ketika
pengumuman, nama ku tidak tercantum dalam daftar yang diterima dan akhirnya
aku kembali ke kampung halaman ku.

Hari demi hari, minggu bulan dan tahun kulalui dengan harapan yang penuh
tanda tanya.."harus kemanakah aku..?" Semua pekerjaan ku geluti, mulai dari
tukang (buruh bangunan), pengspalan jalan, kondektur bis, kernet truk,
montir bengkel mobil, bahkan pernah sebagai pengayuh becak . Semua ini ku
lakukan karena dengan tekad dan harapan " saya tidak akan pernah kalah,
apalagi harus sampai mengemis. Saya harus bercermin kepada pengalaman Ibu
saya yang membesarkan dan mampu menyekolahkan kami sampai bisa mengecap
pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah.

Dalam perjalanan hidup saya sebagai gembel pasaran, saya tetap mangirimkan
lamaran pekerjaan. Namun ada yang aneh dalam pengharapan saya..saya ingin
sekali menjadi seorang PENGANTAR SURAT , entah apa enaknya dan entah apa
penyebabnya. Dua kali saya melamar di Instansi tersebut..2 kali juga saya
harus menelan PIL PAHIT. tapi apakah perjuangan saya sampai di sini..??
"tidak..!!!", saya tetap mengirimkan lamaran saya ke Instansi tersebut,
sampai akhirnya suatu saat saya mendapatkan penggilan ke 3 untuk seleksi
penerimaan dan Hasilnya..."PUJI TUHAN" harapan ku terkabulkan..angan-angan
ku tercapai...bahkan lebih dari yang aku harapkan...yang tadinya aku ingin
sebagai sekedar pengantar surat...tetapi yang kudapatkan menjadi Seorang
Karyawan Kelas Menengah sebagai Petugas Pos Keliling Desa di salah satu
kecamatan walaupun dalam masa 1 tahun aku harus menjadi tenaga lepas harian
dengan gaji (ketika itu) Rp1.200 / hari, padahal pekerjaan terakhirku
menjadi kondektur bis sudah Rp2.500 / hari net..makan dan rokok
gratis..heheheh...) belum lagi aku harus membayar biaya sewa kamar di
tempat kerja ku.

Hari demi hari pekerjaan ku kujalani dengan penuh ketekunan dan bahkan
tidak jarang aku harus keluar masuk dusun di tengah kebun kopi untuk
menjemput surat atau kiriman lainnya dan bahkan hal ini sering kulakukan
diluar jam dinas kerja, karena mengingat apabila kulakukan pada jam kerja,
tidak akan mungkin cukup waktu jam dinas ku, karena aku harus kembali ke
kantor pada jam yang sudah ditentukan, agar semua pekerjaan dan kiriman
yang ku ambil dari desa bisa berangkat hari itu juga ke Kantor Cabang di
kabupaten. Demikianlah kulakukan pekerjaan itu dengan senang hati dan
bangga selama +/- 4 tahun.

Dalam perjalanan 4 tahun, walaupun semua kujalani dengan senang hati, namun
lama kelamaan aku mulai merasa berat, karena harus naik sepeda motor sejauh
78 km / hari, melayani 14 desa, 4 SMU, 8 SMP dan puluha SD dan bahkan 3
kali dalam seminggu harus melayani 2 kecamatan karena ada pemekaran
kecamatan dan disana belum ada pelayanan instansi ku . Dengan melalui jalan
setapak, kadang jalanan berbatu cadas..bahkan kadang dengan lumpur hampir
se dengkul..(kalau di musim penghujan) semua kujalani dan memang harus ku
jalani. Dalam perjalanan karir selama 4 tahun, aku mencoba berdiskusi
dengan para senior dan pimpinan, bagaimana cara peningkatan karir. Mereka
semua sangat baik hati dan membangun motivasi dalam diri ku. Sampai suatu
saat, tiba waktunya dan memenuhi syarat yang ditetapkan oleh perusahaan,
aku mengikuti seleksi untuk menjalani Pendidikan dan Pelatihan Internal.
Didasari pengalaman dan banyaknya kegagalan serta beratnya penderitaan
dalam perjalanan hidup, aku berusaha dengan segala upaya. Buku-buku di
perpustakaan kantor kupinjam dari pimpinan dan ku bawa ke rumah, hampir
semua buku dan nyaris perpustakaan kantor pindah ke kamar kost ku. Akhirnya
atas Berkat Rakhmat dan Perkenan Tuhan...., aku dinyatakan LULUS test di
Wilayah Propinsi dan selanjutnya mengikuti test Pusat di P. Jawa. Doa
Pengahrapan dan Perjuangan ku , oleh Tuhan dibukakan jalan dan aku LULUS
dan berhak mengikuti pendidikan penjenjangan (non gelar) selama 1 ,5 tahun.

Hari-hari berikutnya setelah LULUS dari pendidikan , pekerjaan kujalani
dengan lancar hingga 2,5 tahun kemudian aku kembali Diberikan Tuhan Jalan
untuk mengikuti Pendidikan Jenjang Diploma di pendidikan internal. Singkat
cerita..., saat ini saya menjadi seorang Supervisor di salah satu Unit
Pelaksana Tekhnis di daerah Jakarta setelah mengalami mutasi dari beberapa
kota.
Hasil yang kuraih saat ini adalah Pemberian Tuhan , karena Ia melihat
perjuangan dan mendengar Doa dan Pengharapan ku. lalu apakah aku Puas...???
tidak...tapi aku Cukup Bangga dengan hasil ku saat ini, dari seorang Gembel
Terminal dan Tukang Kayuh Becak, kini menjadi Seorang Karyawan Tetap BUMN.

Pesan saya kepada rekan-rekan...Jangan Menyerah terhadap Tantangan Hidup
dan Kondisi Lingkungan. Tataplah ke depan karena SEJAUH MATA MEMANDANG,
SELUAS ITU PULA HARAPAN TERBENTANG UNTUK DIRAIH, dan jangn Lupa, SERTAKAN
TUHAN DALAM SEGALA RENCANA HIDUP MU, KARENA DIA YANG BERKENAN UNTUK
MERANCANGKAN YANG BAIK DALAM HIDUPMU.

by Andi Taufik
Taken from : http://andiethk.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Komunitas Bloggers Mengadakan Online Gathering dan Diskusi dengan Tema Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan"

Ada yang menarik tanggal 2 Oktober 2020 kemarin. Komunitas Bloggers menyelenggarakan Online Gathering dan diskusi menarik mengen...