Rabu, 04 Mei 2011

Misteri Hajar Aswad


Hajar Aswad berasal dari bahasa Arab yang berarti (batu Hitam), walupun asal-usunya bukan berwarna hitam. Menurut banyak keterangan hadi, warna hitam itu di akibatkan dari lumuran dosa-dosa anak Adam yang setiap saat menyentuh, mencium, mengecupnya. Sejak Zaman jahiliyah klasik, hingga modern, Hajar Aswad itu tetap sacral, dan ditunggui oleh para Malaikat yang tidak terlihat. Setiap do’a yang dipanjatkan, sang malaikat senantiasa meng-amininya. Wajar sajalah, jika masih banyak jama’ah haji dan Umrah yang datang dari antero dunia yang berebut mencium dan mengeup hajar Aswad. Konon, batu yang melekat di sudut rumah Allah yang sacral itu berasal dari surga, yang kelak akan kembali pada surga.

Masih berbicara seiputar Hajar Aswad, seorang ilmuan barat yang yeng dikenal dengan nama Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Makah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian, bukan sekedar hiphotesa, atau teks-teks sejarah klasik.Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, di berkata : “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya astronot (bukan Neil Armstrong) telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada asalan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.

Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Makkah, tepatnya bersumber dari Ka’bah (rumah Allah). Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite (tidak berujung), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat. Memang tidak dipungkiri, karena asal batu (hajar Aswad) dari surga. Begitu juga sumber (mata Air) yang mengalir dari sudut rumah Allah (Air zam-zam)

Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.

Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Makkah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut (dari Ka’bah) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita. Sebagaimana pernah disampaikan oleh pakar sejarah. Ketika Hajar Aswad diambil (tebus) Al-Mutii’ Al-Abbasi, beliau ngetes keaslianya dengan membakarnya, serta memasukkan kedalam air. Alhasil, batu itu tidak terbakar dan juga tidak tenggelam. Dan ini merupakan tanda keaslian batu mutiara dari surga. Hajar Aswad merupakan jenis batu ‘RUBY (yakut)‘ yang diturunkan Allah dari surga melalui malaikat Jibril. Dengan kata lain, batu ini paling tua sepanjang sejarah kehidupan manusia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

"Komunitas Bloggers Mengadakan Online Gathering dan Diskusi dengan Tema Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan"

Ada yang menarik tanggal 2 Oktober 2020 kemarin. Komunitas Bloggers menyelenggarakan Online Gathering dan diskusi menarik mengen...