Jumat, 06 April 2012

Kisah Wanita Kristen Berjilbab yang Berbicara Tentang Islam


Ada banyak kisah menarik dan unik di dunia ini, termasuk kisah yang satu ini. Di kala banyak muslimah enggan untuk menutup auratnya dengan mengenakan jilbab apalagi berbicara tentang Islam, berbeda 180 derajat dengan seorang wanita Amerika satu ini, meski masih Kristen namun lebih suka mengenakan jilbab dan berani berbicara tentang Islam.

Terlepas dari kenyataan bahwa ia masih seorang Kristen ketika merekam wawancara ini, si wanita Amerika dengan sukarela dan lebih suka mengenakan jilbab. Dan Alhamdulillah, dia akhirnya masuk Islam beberapa bulan kemudian. Dan berikan penuturannya (tidak disebutkan siapa nama wanita Amerika ini) tentang Islam dalam kondisi dirinya masih Kristen dan telah mengenakan jilbab:

"Saya sudah tertarik dengan Islam di sebagian besar hidup saya, dan saya sudah mempelajari tentang hal itu. Saya juga banyak tahu dasar-dasar tentang agama selama bertahun-tahun. Kemudian ketika insiden 9/11 terjadi saya mendapat banyak informasi propaganda, dan setelah berbagai kejadian tersebut saya mulai belajar tentang Islam, dan saya akhirnya menemukan, meskipun fakta-fakta dasar yang telah saya pelajari sebelumnya tentang Islam sebagian besar adalah benar, namun ada banyak hal yang telah salah diartikan dan salah dipahami tentang Islam itu sendiri.

Misalnya, hal pertama yang saya perhatikan adalah sebenarnya tidak ada paksaan dalam Islam, tidak ada yang memaksa Anda masuk ke dalam agama ini, Allah memanggil dan memberikan hidayah kepada mereka yang Dia panggil.

Hal lain yang saya temukan dalam Islam adalah ikatan persaudaraan yang indah dan bagaimana umat Islam saling memelihara satu sama lain. Saya sudah jauh lebih bahagia karena saya mulai mengunjungi masjid dan mengenal banyak saudara perempuan dan menghabiskan waktu bersama mereka.

Saya menyukai Islam yang mengajarkan Anda bagaimana bersikap baik satu sama lain, dan bagaimana memelihara satu sama lain. Dalam Kristen, Injil mengatakan, "Bersikaplah baik satu dengan yang lainnya." Dalam Islam hal ini lebih jelas, Islam memberitahu Anda bagaimana untuk bersikap baik satu sama lain, bagaimana berbuat sopan dan cara memelihara satu sama lain.

Islam adalah jalan yang penuh kedamaian dalam hidup, menginginkan agar orang menjalani kehidupan yang baik dalam keluarga mereka sebagai suami istri, dan dalam masyarakat. Dan saya menemukan Islam yang saya asosiasikan jauh lebih saleh daripada apa yang pernah saya alami dalam agama Kristen, dan saya sudah sangat banyak pengalaman tentang agama Kristen selama bertahun-tahun.

Konsep lain yang begitu indah dalam Islam adalah konsep Syura. Ketika ada masalah yang akan dibahas, pemimpin mendengar dari semua orang. Dan saya pernah melihat ini dalam tindakan nyata. Hal ini dipraktekkan dalam keluarga, dan juga dipraktekkan dalam pemerintahan. Mereka mendengar dari semua orang, bahkan dari anak kecil, dan semuanya dipertimbangkan, kemudian ada keputusan berdasarkan apa yang terbaik. Ketika keputusan dibuat, masyarakat dianjurkan untuk mengikuti keputusan itu, apakah mereka setuju atau tidak,
Berbicara bagaimana Wanita dalam Islam, wanita Amerika ini menyatakan:

Saya pikir itu sangat indah. Saya percaya perempuan sangat dihormati dalam Islam. Saya sangat suka mengenakan jilbab, saya merasa istimewa, saya merasa terlindungi, saya merasa bahwa saya tidak harus memamerkan segala sesuatu dari tubuh saya untuk semua orang, ini membantu saya menjadi pribadi seutuhnya.

Dalam Islam, saya merasa saya diterima sebagai seorang wanita, dan dihormati sebagai seorang perempuan. Saya merasa bahwa saya tidak harus berjuang untuk mencoba menjadi sama dan mencoba untuk menjadi seperti seorang pria, seperti yang saya rasakan di dalam masyarakat Amerika.(fq/oi)

Sumber : http://www.eramuslim.com

Senin, 02 April 2012

Michele Ashfaq : Islam itu Indah dan Sederhana


Ada kata bijak yang mengatakan, satu teladan yang baik lebih ampuh dari seribu nasehat. Kata bijak itu ingin menggambarkan bahwa memberi memberi contoh dengan menunjukkan sikap dan perilaku yang baik, akan meninggalkan kesan yang lebih dalam pada pada orang lain, dibandingkan jika kita mengumbar banyak kata dan memberi nasehat.

Itulah dialami Michele, perempuan asal New York, yang mengenal dan akhirnya tertarik dengan Islam karena ia terkesan dengan karakter lelaki yang sekarang menjadi suaminya. Lelaki muslim itu bukan cuma mengajarkan etiket dan kebersihan, tapi juga memberikan contoh yang riil pada Michele lewat perilakunya sehari-hari.

“Ia hanya bercerita banyak hal tentang Islam, tapi saya sendirilah yang kemudian mulai membaca buku-buku Islam yang dikirim oleh bapak mertua sekarang dari Pakistan. Itulah awalnya saya merasa ingin tahu apa itu Islam,” ujar Michele Ashfaq yang sebelumnya menganut agama Katolik.

Sebelum mengenal Islam, Michele mengaku melalui fase kehidupan yang tidak terarah. Ia bingung apa lagi yang harus dilakukannya selain dibesarkan sebagai seorang Katolik, selain meyakini ajaran agamanya dan berdoa. Dalam kebingungannya itu, Michele sempat pindah jamaah, ia mengikuti jamaah Gereja Baptis bersama dengan kakek-neneknya.

“Ketika berumur 17 atau 18 tahun, saya mengalami peristiwa aneh. Ia sedang dalam pernjalanan ke gereja Katolik ketika tiba-tiba seperti ada yang membisikkan padanya agar jangan masuk ke dalam gereja,” ujar Michele.

Sejak itu, ia mulai merasa enggan datang ke gereja. Sekalinya datang, ia pasti terlambat sampai di gereja, atau ada saja hal yang membuatnya batal pergi ke gereja.
“Kalau saya kaji lagi ke belakang, sungguh luar biasa bahwa semua itu terjadi untuk sebuah alasan. Saat itu saya dalam keadaan binging dan tidak tahu sama sekali tentang Islam. Saya orang yang naïf dan tidak tahu apa-apa tentang agama lain. Yang saya tahu, waktu itu saya tinggal di sebuah kota yang sangat terpencil di sebelah selatan Virginia Barat bersama kakek-nenek saya. Dan hidup saya hanya ke seputar gereja-rumah, rumah-gereja,” papar Michele.

Seperti diceritakan di atas, Michele mengenal Islam dari lelaki muslim asal Pakistan yang kini menjadi suaminya. Selanjutnya, Michelle belajar tentang Islam sendiri dari buku-buku yang dibacanya.

Michelle mengaku sangat terkesan dengan kesederhanaan Islam. “Islam itu sederhana dan mudah. Itulah yang membuat saya tertarik pada Islam. Saya bisa membaca dan memahami Al-Quran. Berbeda sekali ketika saya di gereja, kami tidak disarankan membaca Alkitab atau buku-buku untuk dipahami. Kami hanya disuruh mendengarkan saja apa yang diceramahkan pendeta. Kala itu, saya yang justru banyak mengajukan pertanyaan,” imbuh Michele.

Dua hal yang ia tanyakan dengan serius ketika itu adalah tentang pengakuan dosa dan mengapa ia harus meyakini Yesus sebagai juru selamat. Ia masih ingat bagaimana ibunya memaksanya agar menemui pendeta di gereja dan melakukan pengakuan dosa seperti yang dilakukan umat Katolik pada umumnya. Bagi Michele, tradisi itu sangat aneh. “Untuk apa saya datang ke seorang laki-laki dan mengakui dosa-dosa saya. Saya tahu dia pendeta, tapi dia bukan ayah saya!” tukas Michele. Di usianya saat itu yang masih remaja, ia merasa tradisi itu tidak benar.

Lalu, soal keyakinan Yesus sebagai juru selamat bagi orang Katolik. Michele mempertanyakan bagaimana dengan para pengikut Nabi Ibrahim, orang-orang yang ada sebelum Yesus datang. “Kalau mereka bilang jika saya tidak meyakini Yesus maka saya akan masuk neraka, lalu bagaimana dengan orang-orang sebelum Yesus ada? Padahal Ibrahim juga seorang nabi dan punya juga punya pengikut,” ujar Michele.

Itulah dua pertanyaan besarnya tentang ajaran Katolik, dan ia merasa tidak pernah mendapatkan jawaban yang memuaskan dan masuk akal. Dari sisi spiritual, situasi itu membuat Michele frustasi.

“Tapi saat-saat yang paling membuatnya frustasi adalah ketika ia tidak bertemu dengan suami saya. Saya betul-betul tidak tahu apa yang harus saya lakukan, tidak tahu kemana untuk beribadah, waktu terasa berjalan sangat lambat, dan saya bertanya pada Tuhan, mengapa semua ini terjadi, mengapa saya jadi tidak bisa mau lagi ke gereja, saya bahkan pernah bercita-cita ingin jadi biarawati,” tutur Michele.

Kegelisahan Michele itu terjawab ketika Michele mendalami agama Islam. Ia berujar, “Ketika Anda mempelajari agama Islam, rasanya seperti sedang belajar bagaimana Anda menjalani kehidupan sebagai manusia,” tukas Michele, Hal lainnya yang menjawab semua kegelisahan Michele adalah salat memberkan sedekah atau kunjungan.

Dari mulai masuk Islam hingga sekarang, sudah 12 tahun Michele memeluk Islam. Ibu yang dikaruniai tiga anak dan bekerja sebagai guru kelas satu SD di North Carolina ini menyatakan bahwa Islam telah membawa perubahan berbeda bagi dirinya.

“Sulit menjelaskan dengan kata-kata tentang perbedaan yang saya alami setelah masuk Islam. Kedamaian yang saya rasakan dalam Islam, sangat luar biasa. Saya punya hubungan langsung dengan Allah Swt,” ujar Michele.

“Namun perbedaan yang paling besar adalah adalah saat membaca Al-Quran. Al-quran berisi petunjuk dan nasehat, jika punya pertanyaan pun ada jawabannya dalam Al-Quran.

Sumber : http://www.eramuslim.com

Rasa Ingin Tahu Membawa Saya Membaca Quran dan Masuk Islam


Terlepas dari banyaknya kontroversi terkait sosok Harun Yahya dengan karya-karyanya, namun beberapa karya Harun Yahya telah membuat banyak orang tersadar dan mulai mengkaji Islam, sebut lah salah satunya Ron Mastro yang mulai tertarik Islam setelah membaca salah satu buku karya Harun Yahya.

Dan berikut kisah perjalanan Ron Mastro menemukan Islam:

Nama saya Ron Mastro, dan saya ingin memberitahu Anda hari ini bagaimana saya tertarik mengkaji dan masuk Islam setelah membaca karya Harun Yahya.

Ketika saya masih kecil, saya dibesarkan sebagai seorang Kristen di Amerika Serikat. Saya pergi ke gereja setiap hari Minggu dan saya pergi ke Sekolah Minggu, sama seperti anak-anak Amerika lainnya lakukan. Tapi pada saat saya berusia sepuluh atau sebelas tahun, saya berhenti pergi ke gereja, karena saya tidak bisa menemukan jawaban yang saya cari, dan hal itu membuat saya sedih, belum penjelasan yang saya terima dari gereja belum bisa memuaskan saya.

Di masa remaja saya, saya telah meninggalkan semua agama secara bersama-sama. Meskipun begitu, saya tidak pernah melakukan sesuatu yang "buruk," tapi saya melupakan Tuhan, sya lupa bahwa Tuhan itu ada dan Tuhan mengasihi seluruh umat manusia.

Di awal usia tiga puluhan, saya pindah ke ibukota Praha di Republik Ceko, kota yang indah penuh dengan arsitektur yang menakjubkan dan banyak hal yang menyenangkan.

Suatu hari, ketika saya dalam perjalanan pulang, saya berhenti di stasiun kereta, dan di stasiun kereta ada toko buku kecil. Saya menemukan satu buku dalam bahasa Inggris berjudul "Matter: The Other Name for Illusion" karya Harun Yahya. Yang buku tersebut akhirnya saya beli.

Menemukan Islam
Saya membawa pulang buku dan mulai membacanya. Dan ketika saya membaca buku ini, saya menyadari bahwa banyak pertanyaan yang saya miliki di masa muda bisa terjawab. Apakah sifat realitas? Apakah kebenaran itu? Ini adalah pertanyaan yang tidak bisa dijawab bagi saya di tahun-tahun saya sewaktu masih muda.

Singkat cerita, semakin saya mendalami buku-buku yang saya baca membuat banyak hal yang mulai masuk akal bagi saya. Saya mulai mengerti dan memahami hal-hal di tingkat yang jauh lebih tinggi daripada sebelumnya.

Karena rasa ingin tahu dengan Islam membuat saya berhasil memperoleh kitab suci Al-Quran. Jadi, saya mulai membaca Al-Quran (terjemah, tentunya) dari surah pertama. Dan saat saya selesai membacanya, beberapa hari kemudian, dalam hati saya saya menyadari bahwa saya telah berurusan dengan kebenaran. Alhamdulillah.

Saya menyadari bahwa Al Qur'an benar-benar firman Allah yang diwahyukan melalui Nabi Muhammad, saw. Ini menjawab begitu banyak pertanyaan yang saya punya; pertanyaan tentang Yesus, pertanyaan tentang Musa, Daniel, Yehezkiel dan banyak dari nabi besar Allah yang lain, damai sejahtera atas mereka semua.
Dan saya mulai menyadari secara perlahan dengan bertahap sehingga terbuka hati saya bahwa jalan Islam adalah jalan yang benar untuk mengenal Allah, dan Islam adalah agama yang benar untuk umat manusia.

Hari ini saya sekarang tinggal di Jerman, saya memiliki pekerjaan yang baik, saya sangat senang dengan apa yang saya miliki, saya sangat senang dengan apa yang saya lakukan. Saya melakukan shalat setiap hari, dan saya tahu bahkan jika saya telah melakukan hal-hal buruk di masa lalu, Allah akan mengampuni saya karena dosa saya.

Sesungguhnya, Islam adalah agama untuk seluruh umat manusia, dan benar-benar Islam semuanya dari Allah, Alhamdulillah.(fq/oi)

Sumber : http://www.eramuslim.com

Penggambaran Negatif Media Terhadap Muslim Menuntun Pria Kanada Masuk Islam


Penggambaran negatif media terhadap umat Islam dan keyakinan mereka telah mendorong seorang profesor Kanada untuk mempelajari Islam dan Alquran, sehingga akhirnya menuntun dia untuk memeluk Islam.

"Ketika saya datang ke Arab Saudi saya menyadari betapa salah media Barat menggambarkan Islam sebagai agama kekerasan dan terorisme," kata David Roy Woelke, seorang profesor bahasa Inggris Kanada di King Abdulaziz University, Arab News melaporkan pada Jumat 30 Maret 2012.

Woelke mengucapkan kalimat Syahadah pada hari Rabu lalu di markas Majelis Dunia Remaja Muslim (World Assembly of Muslim Youth/WAMY). Dia kemudian mengubah namanya menjadi Dawood (Daud).

Dia bilang dia dipimpin ke Islam setelah melakukan studi banding tentang agama Islam dan Kristen. "Ketika saya datang ke Kerajaan Saudi saya melihat bahwa ada perbedaan besar antara Islam yang terdistorsi oleh Barat dan Islam yang benar," ujarnya. "Jadi saya memutuskan untuk menggali lebih jauh tentang agama ini. Ketika saya mempelajari lebih banyak tentang Islam, Allah SWT membimbing saya untuk memperbaiki jalan saya, sehingga saya memutuskan untuk memeluk Islam."

Umat Muslim sering digambarkan di media Barat sebagai orang yang kejam. Sebuah penelitian di Inggris baru-baru ini menuduh media dan industri film mengabadikan Islamofobia dan prasangka dengan memproyeksikan Muslim sebagai pelaku kekerasan, orang-orang berbahaya dan sangat mengancam, jelasnya. Dawood mengatakan bahwa studi yang mendalam tentang Islam telah menuntunnya untuk memeluk iman yang benar. "Banyak teman-teman Muslim mendorong saya untuk menerima Islam sebagai agama saya," katanya menegaskan.

"Setelah seorang salesman Pizza bilang bahwa dia ingin melihat saya segera menjadi seorang Muslim."

"Agama adalah lembaga buatan manusia tetapi iman adalah hubungan antara manusia dan Tuhannya," katanya kepada Arab News.

"Saya ingin sibuk bekerja pada hubungan pribadi saya dengan Allah dan tidak begitu sibuk tentang hubungan orang lain dengan Allah."

Kabar tentang masuk Islamnya Woelke telah membuat banyak warga Saudi senang. "Ribuan orang dari berbagai agama dan kebangsaan, terutama laki-laki berpendidikan dan wanita seperti Woelke, datang ke sini dan masuk Islam setiap tahunnya," kata asisten sekretaris jenderal WAMY Dr Muhammad Badahdah. "Ada permintaan besar untuk terjemahan bahasa Inggris dari AlQur'an dan buku-buku Islam di toko buku. Saya yakin Islam akan menarik orang-orang jujur seperti Woelke."(fq/arabnews)

Sumber : http://www.eramuslim.com

"Komunitas Bloggers Mengadakan Online Gathering dan Diskusi dengan Tema Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan"

Ada yang menarik tanggal 2 Oktober 2020 kemarin. Komunitas Bloggers menyelenggarakan Online Gathering dan diskusi menarik mengen...