Rabu, 12 Juni 2013

Kisah Nabi Idris 'Alaihissalam yang Melihat Surga dan Neraka


Kisah-kisah nabi banyak tertuang dalam Al-qur'an ataupun buku-buku sejarah tentang kisah-kisah nabi. Keberadaan kisah-kisah nabi tersebut tak lain adalah sebagai pelajaran bagi seluruh umat yang ada di dunia. Bagaimana harusnya bersikap, dan bagaimana menjadi manusia baik seutuhnya digambarkan melalui riwayat para nabi Allah.

Yang kemudian ditawarkan adalah memang pelajaran hidup. Bahwa kisah-kisah nabi tersebut ibarat petunjuk terselubung yang akan menuntun kita menuju tempat yang baik, yaitu Surga.

Hakikatnya, sekuat apapun upaya manusia, manusia tetaplah manusia, ia tidak bisa menyamai nabi. Manusia yang seringkali dihinggapi kesalahan dan dosa tidak sebanding dengan perilaku nabi yang tanpa cela. Jika sudah demikian, belajar dari kisah-kisah nabi kemudian perlahan menerapkannya meskipun tidak akan mungkin sempurna adalah hal paling sederhana yang bisa dilakukan manusia.

Percayalah, bahwa ketika Allah mengutus salah satu umat-Nya menjadi nabi, bukan dengan seketika dan tanpa alasan. Manusia itu pastilah berbeda dari manusia lainnya. Kesabaran dan keimanan yang dimiliki oleh manusia tersebut dapat dipastikan jauh di atas manusia pada umumnya. Kisah-kisah nabi yang terangkum dalam Al-qur'an pun sebagian besar menuliskan hal itu. Salah satunya adalah kisah Nabi Idris as.

Meskipun tidak terlalu banyak dibahas dalam Al-Quran, Namun, kisah kisah Nabi Idris ini tidak kalah menyimpan pelajaran hidup bagi manusia. Nabi Idris adalah keturunan keenam dari Nabi Adam yang mendapatkan hak kenabian dari Allah Swt. Menurut kitab tafsir, Nabi Idris hidup 1.000 tahun setelah meninggalnya Nabi Adam as.

Kisah-kisah Nabi Idris juga akan membuat kagum siapapun yang membaca atau mengetahuinya. Allah Swt. menganugerahi Nabi Idris as. dengan kepandaian dalam berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti matematika dan astronomi. Nabi Idris as. juga diketahui sangat ahli dalam membuat alat-alat kebutuhan manusia.

Kepintaran yang dimiliki oleh Nabi Idris ini mewarnai kisah-kisah Nabi Idris selama hidupnya. Kepintaran Nabi Idris ini bisa jadi mungkin nanti akan menginspirasi kita untuk menjadi orang yang lebih pintar. Karena apapun yang terangkum dalam kisah-kisah nabi pasti selalu bisa menularkan hal-hal baik.

Kisah Nabi Idris - Datangnya Tamu untuk Nabi Idris
  
Tahukah kita bahwa kisah-kisah Nabi Idris ini menawarkan sesuatu hal yang unik? Bahwa keseharian Nabi Idris as. salah satunya diisi dengan menjahit. Ya, kenyataannya memang demikian. Seperti tercantum dalam riwayat Ibnu Abbas, yang mengatakan bahwa “Daud adalah seorang pembuat perisai, Adam seorang petani, Nuh seorang tukang kayu, Idris seorang penjahit dan Musa adalah penggembala.” (HR. al-Hakim). Kisah-kisah nabi Allah ternyata menggambarkan keseharian para nabi yang tidak jauh dengan kehidupan manusia.

Masih dalam rangkaian kisah-kisah Nabi Idris, diceritakan bahwa setiap kali beliau memasukkan jarum untuk menjahit pakaian,tidak pernah beliau luput dari mengucapkan tasbih. Nabi Idris as. juga merupakan sosok yang selalu berpuasa. Amal dan ibadahnya yang luar biasa,mengundang keinginan malaikat maut (Izrail) untuk berjumpa dengan beliau.

Atas izin Allah, Malaikat Izrail pun datang menemui Nabi Idris as. dalam sosok seorang laki-laki yang rupawan. Tanpa mengetahui sosok asli yang menjadi temannya ini, Nabi Idris as. mengajak malaikat untuk melakukan perjalanan mengelilingi alam sekitar. Kisah-kisah Nabi Idris memang penuh dengan cerita menarik.

Dalam kisah-kisah Nabi Idris diceritakan bahwa tak terasa, sudah empat hari mereka bersiar-siar bersama dan menjadi sahabat. Nabi Idris menemukan kejanggalan pada diri temannya itu. Beliau merasa, tingkah laku temannya ini amat berbeda dengan sifat-sifat manusia biasa. Akhirnya, beliau pun tidak dapat menahan hasrat ingin tahunya. Lalu, terjadilah percakapan ini:

Nabi Idris as: “Wahai tuan, bolehkah saya tahu,siapakah tuan yang sebenarnya?”

Malaikat Izrail: “Saya adalah Malaikat Maut.”

Kaget sekali Nabi Idris mendengar jawaban teman barunya itu.

Nabi Idris as: “Apakah tuan datang untuk mencabut nyawaku?” tanyanya lagi.

Malaikat Izrail: (tersenyum) “Tidak, saya datanghanya untuk menziarahimu dan Allah Swt. telah mengizinkan niatku.”

Kemudian, Nabi Idris as. pun minta permohonan yang tidak mungkin diminta manusia biasa sekarang ini.

Nabi Idris as: “Wahai malaikat maut, kabulkanlah satu permintaanku kepadamu. Cabutlah nyawaku, kemudian tuan mohonkan kepada Allah agar menghidupkan aku kembali, supaya aku dapat menyembah Allah setelah aku merasakan dahsyatnya sakaratul maut.”

Malaikat Izrail: “Sesungguhnya saya tidaklah mencabut nyawa seorang pun, melainkan hanya dengan izin Allah.”

Kemudian, Allah Swt. memerintahkan kepada Malaikat Izrail, agar memenuhi permohonan Nabi Idris as. Maka dicabutnyalah nyawa Nabi Idris saat itu juga.

Ketika Malaikat Izrail melihat kematian Nabi Idris as. itu, ia pun menangis. Dengan perasaan iba dan sedih, ia memohon kepada Allah Swt. agar menghidupkan kembali sahabatnya itu. Sungguh, Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. Allah pun menghidupkan kembali Nabi Idris as. Kematian Nabi Idris yang hanya sementara ini juga terangkum dalam kisah-kisah Nabi Idris.

Kisah Nabi Idris - Melihat Surga dan Neraka
  
Nabi Idris as. adalah salah satu nabi yang pernah melihat surga dan neraka. Setelah permintaannya dikabulkan Allah Swt, Nabi Idris as. memohon untuk diperlihatkan surga dan neraka kepadanya. Atas izin Allah, Malaikat Izrail pun mengajak beliau untuk melihat dua tempat yang akan menjadi persinggahan terakhir bagi manusia itu. Dalam kisah-kisah Nabi Idris tersebut secara jelas dituliskan bahwa hal itu memang benar-benar terjadi.

Masih dalam kisah-kisah Nabi Idris. Diceritakan bahwa pertama-tama, malaikat membawa Nabi Idris as. ke tempat paling mengerikan, yaitu neraka. Baru sampai di dekat pintu neraka, Nabi Idris as. pingsan karena melihat penjaga pintu neraka yang wajahnya amatlah mengerikan. Beliau menyaksikan penjaga pintu neraka itu menyeret dan menyiksa manusia-manusia yang durhaka terhadap perintah Allah Swt. semasa hidupnya.
Belum pernah beliau menyaksikan tempat paling mengerikan selain neraka. Tak kuasa menyaksikan berbagai kengerian, Nabi Idris as. pun meninggalkan tempat itu dengan tubuh yang lemas.

Selesai mengunjungi neraka, kisah-kisah Nabi Idris juga menggambarkan keadaan di surga. Malaikat Izrail pun membawa Nabi Idris as.ke surga. Dikatakan bahwa malaikat penjaga pintu surga, yaitu Malaikat Ridwan,memiliki sosok yang rupawan. Malaikat Izrail pun memberi salam kepadanya. Malaikat Ridwan amat sopan dan ramah. Wajahnya yang berseri-seri mempersilakan mereka untuk memasuki surga.

Ketika melihat isi surga, beliau pun hampir pingsan. Namun, kali ini bukan karena takut atau ngeri, melainkan karena takjub akan pesona dan keindahan tempat ini. Dikatakan bahwa beliau melihat sungai-sungai mengalir jenih seperti kaca. Di pinggir sungai tersebut, tumbuh pepohonan yang batangnya berkilau-kilau karena terbuat dari emas dan perak.

Beliau juga melihat istana-istana pualam yang diperuntukkan bagi penghuni surga. Nabi Idris as. pun tak kuasa menahan keterpukauannya. Berkali-kali beliau mengucap “Subhanallah, Subhanallah,Subhanallah…”

Nabi Idris as. bahkan meminum air surga yang luar biasa nikmatnya. Berulang kali, ia mengucap “Alhamdulillah” setelah meminum air tersebut. Saat mengelilingi surga, beliau ditemani oleh para bidadari yang cantik dan anak-anak muda yang tampan. Gambaran keindahan yang dimiliki surga benar-benar menjadi pengalaman berharga Nabi Idris yang tertulis dalam kisah-kisah Nabi Idris.

Setelah puas melihat surga, tibalah waktunya pergi bagi Nabi Idris untuk kembali ke bumi. Tapi ia tidak mau kembali ke bumi. Hatinya sudah terpikat keindahan dan kenikmatan surga Allah.

“Saya tidak mau keluar dari surga ini, saya ingin beribadah kepada Allah sampai hari kiamat nanti,” kata Nabi Idris.

“Tuan boleh tinggal di sini setelah kiamat nanti, setelah semua amal ibadah dihisab oleh Allah, baru tuan bisa menghuni surga bersama para Nabi dan orang yang beriman lainnya,” kata Malaikat Izrail.

“Tapi Allah itu Maha Pengasih, terutama kepada Nabi-Nya. Akhirnya Allah mengkaruniakan sebuah tempat yang mulia di langit, dan Nabi Idris menjadi satu-satunya Nabi yang menghuni surga tanpa mengalami kematian. Waktu diangkat ke tempat itu, Nabi Idris berusia 82 tahun.

Firman Allah:
“Dan ceritakanlah Idris di dalam Al-Qur’an. Sesungguhnya ia adalah orang yang sangat membenarkan dan seorang Nabi, dan kami telah mengangkatnya ke martabat yang tinggi.” (QS Al-Anbiya:85-86).

Pada saat Nabi Muhammad saw. sedang melakukan perjalanan Isra’ Mi’raj ke langit, beliau bertemu Nabi Idris. “Siapa orang ini?” Tanya Nabi Muhammad kepada Jibril yang mendampinginya waktu itu."Inilah Idris," jawab Jibril. Nabi Muhammad mendapat penjelasan Allah tentang Idris dalam Al-Qur’an Surat Al-Anbiya ayat 85 dan 86, serta Surat Maryam ayat 56 dan 57.

Wallahu a’lam..

Semoga kita semua kelak akan menjadi penghuni surga-Nya wahai sahabat sekalian.. Mari perbanyak amal kebaikan dan jangan lupa pula berdo’a selalu mengharap kepada Allah Yang Maha Memberi.. Insya Allah, semoga bermanfaat...

Sumber : inspirationyourlife.blogspot.com

"Komunitas Bloggers Mengadakan Online Gathering dan Diskusi dengan Tema Melestarikan Hutan Lewat Adopsi Hutan"

Ada yang menarik tanggal 2 Oktober 2020 kemarin. Komunitas Bloggers menyelenggarakan Online Gathering dan diskusi menarik mengen...