Allah berfirman,
“Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintu telah
terbuka.”
(QS. Az-Zumar : 73)
(QS. Az-Zumar : 73)
Menurut para ulama, pintu surga
itu ada delapan. Mereka berpedoman pada sebuah hadits yang diriwayatkan oleh
Muslim dari Umar ibnul-Khattab bahwa Nabi saw bersabda, “Setiap orang di antara kalian yang setelah berwudhu dengan sempurna
lalu membaca Asyhadu Anla Ilaha Illallah Wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu Wa
Rasuluh (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, dan aku pun bersaksi
bahwa Muhammad adalah hamba sekaligus rasul utusan-Nya), niscaya dibukakan
untuknya kedelapan pintu surga. Ia bisa masuk dari pintu yang mana pun yang ia
inginkan.”
Mengenai masing-masing pintu
surga tersebut juga disebutkan dalam hadits pada kitab Al-Muwatha’, Shahih Bukhari,
dan Shahih Muslim bersumber dari Abu
Hurairah bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa
yang menafkahkan sepasang harta pada jalan Allah, niscaya akan ada malaikat
yang menyeru dalam surga, ‘Hai hamba Allah, apa yang kamu lakukan itu baik
sekali!’ Maka barangsiapa yang tergolong rajin shalat, ia akan diseru dari
pintu shalat. Barangsiapa termasuk orang yang gemar bersedekah, ia akan diseru
dari pintu sedekah. Barangsiapa masuk kelompok orang yang suka berpuasa, ia
akan diseru dari pintu ar-Rayyan.” Abu Bakar bertanya, “Wahai Rasulullah,
apakah setiap orang akan diseru dari pintu-pintu tersebut?” Beliau menjawab, “Benar, dan aku berharap kamu termasuk di
antara mereka.”
Kata al-Qadhi Iyadh, “Dalam
hadits tadi, yang disebutkan oleh Muslim baru empat pintu saja. Selebihnya
adalah pintu tobat, pintu orang-orang yang menahan amarah, pintu orang-orang
yang ridha, dan pintu kanan tempat lewat orang-orang yang masuk surga tanpa
dihisab.”
Tirmidzi al-Hakim dalam
kitabnya Nawadhir al-Ushul
menyebutkan pintu Muhammad. Tetapi, itulah yang terkenal dengan sebutan pintu
rahmat atau pintu tobat. Sejak diciptakan oleh Allah, pintu surga yang satu ini
selalu terbuka alias tidak pernah dikunci. Kelak ketika matahari sudah mulai
terbit dari barat, pintu ini baru ditutup sampai berlangsung hari kiamat.
Pintu-pintu yang lain dibagi
atas amal-amal kebajikan. Di antaranya ada pintu untuk amal kebajikan shalat,
puasa, zakat serta sedekah, haji, jihad, silaturahmi, dan umrah. Dengan adanya
tambahan tiga pintu yang terakhir tadi, maka jumlah pintu surga menjadi
sebelas. Demikian atsar riwayat Ibnul Jauzi.
Diriwayatkan oleh al-Ajiri
dalam kitabnya An-Nashihat alias Abul
Hasan bahwa Nabi saw bersabda, “Sesungguhnya
di surga terdapat sebuah pintu bernama pintu adh-Dhuha. Pada hari kiamat nanti
ada malaikat yang menyeru, ‘Mana orang-orang yang tekun menunaikan shalat
dhuha? Inilah pintu kalian. Masukilah.’”
Bukti lain yang menunjukkan
bahwa pintu surga itu lebih dari delapan ialah hadits Umar ibnul-Khaththab
bahwa Rasulullah bersabda, “Barangsiapa
berwudhu dengan sempurna, kemudian ia mengucapkan Asyhadu Anla La Ilaha
Illallaha Wahdahu La Syarika Lahu, Wa Asyhadu Anna Muhammadan Abduhu Wa
Rasuluhu (Aku bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah semata yang tidak
memiliki sekutu sama sekali, dan aku pun bersaksi bahwa Muhammad adalah hamba
sekaligus rasul utusan-Nya), dengan jujur dari dalam batin atau hatinya,
niscaya pada hari kiamat nanti akan dibukakan untuknya delapan pintu di antara
pintu-pintu surga. Ia boleh masuk dari pintu mana saja yang ia inginkan.”
Hadits tersebut juga
diriwayatkan oleh Tirmidzi dan oleh lainnya. Abu Umar bin Abdul Barr dalam
kitabnya At-Tamhid mengatakan,
“.....niscaya dibukakan untuknya di antara pintu-pintu surga.” Sementara Abu
Daud, an-Nasa’i, dan Ibnu Sanjar menuturkan, “…..niscaya dibukakan untuknya
kedelapan pintu surga”, tanpa ada kalimat di
antara. Berdasarkan hal ini, berarti jumlah pintu surga itu hanya delapan,
seperti yang dikatakan oleh banyak ulama.
Diriwayatkan
oleh Muslim, dari Khalid bin Umair bahwa ketika menjabat sebagai gubernur
Basrah, Uthbah bin Ghazawan pernah berpidato di tengah-tengah mereka. Setelah
memanjatkan puja dan puji ke hadirat Allah ia mengatakan, “........ Rasulullah
menuturkan kepada kita bahwa luas antara dua daun pintu di antara pintu-pintu
surga adalah sejauh perjalanan empat puluh tahun. Dan, pasti akan datang pada
suatu hari di mana orang-orang harus berdesakan untuk masuk.... “
Diriwayatkan
oleh Muslim dari Anas sebuah hadits tentang syafaat, “.... Demi Allah yang jiwaku berada dalam genggaman-Nya, sesungguhnya
jarak antara dua daun pintu di antara pintu-pintu surga seperti jarak
perjalanan antara Mekah dan Hajar, atau antara Mekah dan Basrah.
Diriwayatkan
oleh Muslim dari Sahal bin Sa’ad bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya tujuh puluh ribu atau tujuh
ratus ribu dari umatku masuk surga. Sebagian mereka saling berpegangan dengan
sebagian yang lain. Yang pertama di antara mereka tidak mau masuk sebelum yang
terakhir di antara mereka masuk. Wajah mereka seperti bentuk rembulan purnama.”
Hadits-hadits
shahih tadi menunjukkan bahwa pintu surga itu lebih dari delapan. Bahkan,
berdasarkan riwayat sampai yang terakhir tadi. Jumlahnya sudah menjadi enam
belas.
Penulis
kitab Al-Arus mengutip sebuah hadits
riwayat riwayat ad-Dailami dari Ibnu Abbas bahwa Nabi saw bersabda, “Surga itu memiliki sebuah pintu yang
bernama Al-Farah. Yang bisa memasuki pintu tersebut hanya orang yang suka
membikin gembira anak-anak.”
Adapun
mengenai riwayat yang menerangkan tentang
luasnya pintu surga, mungkin yang dimaksud ialah bahwa sebagian pintu surga itu
ada yang luasnya sekian, ada yang sekian, dan seterusnya. Jadi, semua riwayat
tersebut sama sekali tidak saling bertentangan.
Diriwayatkan oleh Bukhari
dan Muslim dari Sahal bin Sa’ad bahwa Rasulullah bersabda, “Sesungguhnya di surga terdapat sebuah pintu bernama Ar-Rayyan, tempat
lewat orang-orang yang berpuasa. Mereka masuk dari pintu tersebut. Apabila
orang yang terakhir di antara mereka masuk, pintu tersebut ditutup sehingga
tidak ada seorang pun yang bisa masuk melewatinya.”
Menurut saya, demikian pula
dengan pintu-pintu lain yang dikhususkan bagi amal-amal kebajikan. Wallahu a’lam.
Disebutkan dalam sebuah
hadits Abu Hurairah, “Sesungguhnya di
antara manusia ada orang yang diseru dari semua pintu surga.” Ada yang
mengatakan, seruan tersebut merupakan seruan penghormatan dan balasan bagi
orang yang telah melakukan berbagai amal kebajikan yang masing-masing memang
punya pintu tersendiri.
Diriwayatkan oleh Muslim
dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah bertanya, “Siapa di antara kalian yang hari
ini berpuasa?” Abu Bakar menjawab, “Saya.” Beliau bertanya, “Siapa di antara
kalian yang hari ini mengantarkan jenazah?” Abu Bakar menjawab, “Saya”. Beliau
bertanya “Siapa di antara kalian yang hari ini memberikan makan kepada seorang
miskin?” Abu Bakar menjawab, “Saya”. Beliau bertanya “Dan, siapa di antara
kalian yang hari ini menjenguk orang yang sakit?” Abu Bakar menjawab, “Saya”.
Rasulullah bersabda, “Barangsiapa yang
melakukan semua itu niscaya ia masuk surga.”
Diriwayatkan oleh Abu Daud
ath-Thayalisi dalam kitabnya Musnad Abi Daud ath-Thayalisi, dari Ja’far bin
Zubair al-Hanafi, dari al-Qasim budak Yazid bin Mua’wiyah, dari Abu Umamah
bahwa Rasulullah bersabda, “Seseorang
lelaki dibawa ke depan pintu surga. Ketika mengangkat kepala, ia melihat
tulisan pada pintu surga, ‘Satu sedekah dibalas sepuluh kali lipat, dan satu
piutang dibalas delapan belas kali lipat.’ Soalnya seseorang yang datang kepada
kamu untuk berutang itu karena ia sangat butuh, sementara sedekah terkadang
bisa saja kamu berikan kepada orang yang sebenarnya tidak membutuhkannya.”
Diriwayatkan oleh Ibnu Majah
dalam kitabnya Sunan Ibn Majah, dari
Abdullah bin Abdul Karim, dari Hisyam bin Khalid, dari Khalid bin Yazid bin Abu
Malik, dari ayahnya, dari Anas bin Malik bahwa Rasulullah bersabda, “Pada malam aku diisrakan, aku melihat
tulisan pada sebuah pintu surga, ‘Satu sedekah dibalas sepuluh kali lipat, dan
satu piutang dibalas delapan belas kali lipat.’ Aku bertanya kepada Jibril,
‘Kenapa memberikan utang itu lebih utama daripada bersedekah?’ Jibril menjawab,
‘Karena orang yang meminta itu bisa jadi ia sudah punya. Tetapi, orang yang
mengajukan utang itu pasti karena sangat membutuhkan.’”
Sumber :
Judul Asli : At-Tadzkirat Bi Ahwali al-Mauta wa Umur al-Akhirat
Penulis : Imam Al-Qurthubi
Penerjemah : Abdur Rosyad Shiddiq
Penerbit : Akbar Media - Khazanah Buku Islam Rujukan
Yuk sahabat sekalian, mari qt perbanyak do'a kepada Allah. Sungguh Allah SWT sangat menyukai orang yang selalu berdoa penuh harap dalam meminta kepada-Nya..