Sebelum Raymond A. Moody, filosof
dan psikolog asal Amerika, melakukan penelitian terhadap orang mati suri dan
menuliskanya menjadi buku “Life after Life” pada tahun 1975
mungkin orang Barat tidak pernah percaya bahwa ada kehidupan setelah kematian.
Hal ini bisa dimaklumi, karena orang
Barat terbiasa dengan berpikir rasional, dan mengukur segala sesuatu secara
empiris. Kehidupan setelah kematian adalah sesuatu yang tidak mudah mengukur
dan membuktikannya sampai ada orang yang memberikan kesaksian bahwa memang ia
mengalami kehidupan setelah mati.
Banyak orang yang mengalami mati
suri, seperti 150 orang yang menjadi subyek penelitian Raymond A. Moody dan
banyak juga di Indonesia, yang memberikan kesaksian bahwa ternyata ada
kehidupan setelah kematian. Ajaran agama yang mengatakan bahwa ada siksa kubur
dan peristiwa-peristiwa yang terjadi di alam kubur menjadi sesuatu yang benar
adanya setelah cerita dari orang yang mengalami mati suri terungkap.
Dari hasil penelitian Raymond, ada 9
elemen yang ditemui oleh orang yang mati suri yaitu suara aneh, kedamaian
dan kehilngan rasa sakit, pengalaman keluar dari tubuh, pengalaman dalam
terowongan, terangkat cepat ke atas, manusia cahaya, wujud cahaya, ulasan
kehidupan dan desakan untuk kembali.
Penelitian Raymond diperkuat dengan
kesaksian-kesaksian orang mati suri yang ada di belahan dunia. Di Indonesia,
cerita tentang pengalaman mati suri pernah juga ditampilkan di salah satu acara
televisi. Mereka semuanya memberikan kesaksian bahwa betul ada kehidupan setelah
kematian. Seperti yang dialami Aslina warga Bengkalis yang mati suri 24
Agustus 2006 lalu. Gadis berusia sekitar 25 tahun itu memberikan kesaksian saat
nyawanya dicabut dan apa yang disaksikan ruhnya saat mati suri.
Dalam pandangan Islam,
kematian dianggap sebagai peralihan kehidupan, dari kehidupan dunia
menuju kehidupan di alam lain. Setelah meninggal dan dikuburkan, manusia akan
dihidupkan kembali dan proses penghitungan amal baik-buruk akan terjadi.
Islam juga mengajarkan bagaimana
sikap orang yang masih hidup terhadap orang yang sudah meninggal dunia.
Mendoakan sesuatu yang baik adalah sangat dianjurkan. Sebuah hadis
menjelaskan bahwa “Apabila seorang manusia meninggal, maka akan terputus
amalannya kecuali tiga perkara : shadaqoh jariyah (shadaqoh yang memberi
manfaat berkesinambungan) atau ilmu yang bermanfaat, atau anak shalih
yang mendoakan kepadanya” (HR Abu Hurairah).
Dengan penjelasan agama dan didukung
penelitian empiris, kematian sesungguhnya awal dari kehidupan yang abadi di
alam akhirat. Sebagaimana kita akan pergi jauh dan dalam waktu yang
sangat lama, sudah selayaknya kita menyiapkan bekal sebanyak-banyaknya.
Sumber :
kompasiana.com
terimakasih banyak, sangat menarik sekali...
BalasHapus