Sejenak mari kita berdiam, merenung, mengingat waktu yang telah kita gunakan, dan proses yang telah kita lakukan serta hasil yang telah kita raih selama ini. Adakah titik-titik kelemahan atau garis ketidakpuasan di dalamnya? Pasti ada…. It’s human.
Manusia memang dilahirkan bukan seperti malaikat yang terbuat dari cahaya, juga bukan seperti iblis yang terbuat dari api. Manusia terdiri dari elemen-elemen kehidupan. Manusia mempunyai sisi baik dan buruk, serta nafsu baik dan buruk.
Coba lihat diri kita. Ketika kita ‘bercermin’, apakah sosok ini telah benar-benar layak disebut manusia, hamba Tuhan yang baik dan benar? Jika belum, mengapa?
Dan setiap hati akan bisa menjawabnya asalkan ia jujur, bersih, dan mau mengakui kesalahan yang pernah ia lakukan.
“Tuhanku, hamba takut jika kehadiran hamba di dunia ini tidak seperti apa yang Engkau inginkan. Hamba takut jika hamba belum sepenuhnya patuh pada perintahMu. Hamba takut jika pujian manusia adalah pujian yang menyesatkan bagi hamba, sehingga hamba lalai dan sulit berintrospeksi diri. Hamba takut Engkau tidak bersama hamba. Hamba takut jika hati dan pikiran serta niat hamba tak sepenuhnya ikhlas hanya untukMu.
Dunia ini dan seluruh isinya yang ku anggap kepunyaanku, sesungguhnya tiada arti tanpa ridho dan kasih sayangMu.
Ya Tuhanku, Ya Rabbi.. hamba mohon bersihkan jiwa hambaMu ini yang penuh dosa, yang penuh amarah serta kekhilafan. Jika hamba masih diberi waktu, perkenankan hamba untuk memeperbaiki kesalahan yang telah lalu, mensyukuri nikmat dan karuniaMu, melakukan apa yang menjadi perintahMu dan menjalani karunia terbesar ini dengan sebaik-baiknya.”
Semua ini tak berarah jika kita tak punya benang tujuan. Titik-titik adalah hari-hari kita yang akan membentuk sebuah garis menuju tujuan yang sesungguhnya. Untuk apa kita ada disini? Dan kemana kita harus kembali?
Bismillahirrahmanirrahim, Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang..
Let’s learn by doing something.
Sumber : http://agama.kompasiana.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar